Jakarta, CNN Indonesia --
Majas pleonasme termasuk salah satu jenis majas penegasan. Pleonasme berasal dari bahasa Yunani yakni pleonasmos yang artinya berlebihan.
Lantas apa sebenarnya majas pleonasme? Berikut pengertian, ciri-ciri, dan contoh penggunaan majas pleonasme agar kamu lebih memahami.
Pengertian Majas Pleonasme
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti dari pleonasme adalah pemakaian kata-kata yang lebih dari yang diperlukan, atau terkesan dilebih-lebihkan.
Tak jauh berbeda, majas pleonasme adalah gaya bahasa yang digunakan dengan cara menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
Dengan kata lain, majas pleonasme adalah penggunaan kata mubazir yang sebenarnya sudah jelas dan tidak perlu.
Tujuan penggunaan majas pleonasme ini, baik dalam karya sastra maupun dalam ujaran sehari-hari, adalah untuk menegaskan atau menekankan kalimat agar lebih kuat dan ekspresif.
Mungkin kamu pernah mendengar guru berkata, "Ayo anak-anak, kita turun ke bawah." Kalimat tersebut bisa digolongkan menggunakan majas pleonasme.
Sebab, kata "turun" sudah pasti ke bawah sehingga tidak perlu ditambah dengan kata "ke bawah" lagi. Hal ini termasuk dalam redundansi alias pemborosan kata. Tanpa menambah kata "ke bawah" pun, makna kalimat tersebut tidak akan berubah.
Ciri-Ciri Majas Pleonasme
Ilustrasi. Pengertian, ciri-ciri, dan contoh majas pleonasme (Foto: iStockphoto/seb_ra)
Apabila kamu masih belum mengenali majas pleonasme dan penggunaannya dalam kalimat, berikut ciri-ciri majas pleonasme beserta contohnya.
1. Memiliki dua atau lebih kata yang bersinonim dalam satu kalimat
Contoh: Dian riang gembira menyambut hari libur panjang.
Kata "riang" dan "gembira" merupakan sinonim atau punya arti yang sama, sehingga termasuk dalam pemborosan kata.
2. Terdapat pengulangan bentuk jamak
Contoh: Semua orang tua murid telah hadir untuk rapat akhir tahun.
Kata "semua" dan "orang tua" menyebabkan kalimat tersebut menjadi boros. Karena terjadi pengulangan kata yang membuat artinya menjadi jamak. Hilangkan kata "semua" agar kalimat menjadi lebih jelas.
3. Terlalu berlebihan dan boros
Contoh: Saya melihat kejadian itu dengan mata kepala sendiri.
Kalimat ini mengandung unsur berlebihan karena menggunakan kata "melihat" dan "mata". Kata melihat secara tidak langsung sudah menjelaskan bahwa menggunakan mata untuk menyaksikan kejadian tersebut.
Contoh Majas Pleonasme
Dirangkum dari Buku Ultra Lengkap Peribahasa Indonesia, Majas, Plus Pantun, Puisi, dan Kata Baku Bahasa Indonesia (1993) oleh Nur Indah Sholikhati, berikut contoh kalimat lainnya yang mengandung majas pleonasme.
- Ari memajukan mobilnya ke depan untuk menghindari tubrukan.
- Pengemis itu menadahkan tangannya ke atas kepada semua pejalan kaki.
- Darah merah itu mengucur deras dari luka di tangannya.
- Alin melihat pencurian itu dengan mata kepalanya sendiri.
- Ayah tidak bisa mencegah Tiara naik ke atas genting.
- Kami akan menandai bola bundar itu dengan spidol.
- Mereka telah mengarungi samudera luas demi mencari rempah-rempah.
- Ayo Rafi, giliranmu maju ke depan untuk membaca puisi ini.
- Andai saja dia berani masuk ke dalam ruangan kepala sekolah, pastilah hukumannya bisa jadi ringan.
- Pejalan kaki itu menengok kiri dan kanan sebelum menyeberang.
- Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
- Mari naik ke atas untuk melihat pemandangan.
- Semua penghuni rusun bergegas turun ke bawah untuk menyelamatkan diri dari kebakaran.
- Mundur ke belakang adalah pilihan orang pengecut.
- Pemberian nilai hasil akhir semester sudah bisa diakses di website Universitas Indonesia.
- Salsa naik ke atas punggung kuda dengan bantuan pelatihnya.
- Demi untuk kekasihnya, Dia mau melakukan apa saja.
Demikian penjelasan terkait majas pleonasme, ciri-ciri, dan contohnya. Semoga bermanfaat.
(ira/fef)